“Ku berteriak aku cinta kamu
Tapi kamu tak pernah bias mendengar itu
karena aku hanya berteriak di dalam hati”
Tetes air mata ini mengalir. Mendengar utaian nada yang
terselip di sebuah rangkaian gambar itu.
Mengigatkan akan masa laluku. Dia Angel ku, tapi tak pernah bias
mendengar kata hatiku.
Aku mulai bertanya, Apakah benar kamu malaikatku?
Yang aku tahu malaikat itu bisa mendengar kata hatiku.
Aku letih harus berteriak di dalam hatiku. Tapi aku takut
bicara dengan bibirku.
Aku malu mengungkapkan dengan perhatianku.
Sekarang aku ingat, Kamu pergi dengan dia. Melewati ku tanpa
berkata sepatah kata
Aku rindu, tapi aku pergi
aku rindu, tapi kamu pergi
aku rindu, tapi kamu pergi
Sungguh lelah ku berharap untuk kamu kembali. Kembali
menjadi malaikat ku. Yang selalu mendengarku
Dan selalu memberiku sejuta tawa
No comments:
Post a Comment