Saat
matahari mulai terbit ku buka mata dengan penuh senyuman, tanpa ku sadari air
mata mulai menetes. Entah mengapa tiba” ku merasakan perasaan yang tak pernah
ku duga. Sudah ku mulai melupakan semuanya, namun entah kenapa ingatan itu
kembali lagi. Ia hadir mengusik senyum ku, menghantui pagi indah ku. Oh Tuhan
mungkin ini sudah jalan ku, jalan yang harus ku lewati. Jalan itu begitu
berliku, menanjak dan bergelombang, setiap langkah yang ku hentakan selalu ada
batu dan genangan air. Oh tuhan ku tau kau pasti memberikan jalan di setiap
cobaan, ku tau kau pasti memberikan harapan di setian ujian. Tapi dari semua
ujian itu ku harus tetap melanjutkan hidup, mencari jalan keluar disetiap cobaan,
supaya ku tahu akhir dari semua cobaan dan ujian ini.
Tadi
malam ku melihatnya bersama dia, teman ku sendiri. Sungguh ku tak menyangka
ternyata tatapan itu tertuju kepadanya bukan kepada ku. Sungguh patah hati ku
tapi yang salah adalah aku bukan dia atau teman ku, karena perasaan ku terlalu
jauh kepadanya. Tuhan entah apa yang harus ku lakukan, aku binggung, aku
kecewa, aku sakit hati, tapi entah itu semua harus ku tujukan kepada siapa,
karena ku tahu sesungguhnya disini yang salah adalah aku.
Bulan
malam menemaniku, menemani setiap tetes air mataku, setiap sakit hati ku yang
terlampiaskan. Saat tiba-tiba hadir hujan disaat air mata ini menetes mengalir
di pipiku, ku merasa Tuhan mengerti apa yang aku rasakan, apa yang aku derita.
Tuhan ku harap kau menyadarkan ku bahwa tak hanya ada dia di hatiku, dan pasti
ada yang jauh lebih sempurna dari pada dia.
Pagi
ini akhirnya ku mulai dengan sedikit senyuman di bibir, walaupun hanya palsu.
Ku langsung pergi beranjak menuju kamar mandi. Saat mandi ku kembali terbayang
kenangan saat itu, saat kau menatapku dengan senyum manis di bibir mu, tapi
kali ini baru ku sadari teryata itu untuknya bukan untukku. Sungguh sakit
memang tapi itu juga buakan salah mereka tapi salah ku yang terlalu
mengharapkan yang tak mungkin ada untukku.
Air
mata kembali menetes dari pipi ku, ku tahu sakit memang rasanya tapi sekali
lagi ku tak boleh menyerah ku masih punya masa depan yang indah. Semua kenangan
itu yang dulunya mimpi indah kini pin berubah menjadi mimpi buruk. Ku tahu ku
telah bangun, dan ku harus segera melanjutkan hidupku entah ku masih percaya
pada suatu tatapan senyuman atau tidak. Karena kini yang hanya ada dihatiku,
kecewa, sakit dan terluka.
Ku
harap semua itu segera berakhir, ditandai dengan akhirnya selesainya aku mandi.
Ku akan menghapus semuannya, melupakan semuanya dan menutup buku ini untuk
membuka buku baru. Buku yang entah apa judulnya nanti, apakah sama seperti yang
dulu atau berubah 180% lebih baik, ku harap tuhan tau apa yang aku mau, apa
yang aku butuh bukan apa yang aku minta.
Kini
setiap langkah yang ku lewati ku harus lebih berhati-hati karena ku tak mau
terjatuh lagi ke dalam lubang yang suram, lubang yang membuat air mata dan
lubang yang pastinya hanya meninggalkan luka. Tuhan ku g=harap
semua ini berhenti disini, karena ku tak ingin air mata ini mengalir lagi untuk
hal yang mungkin tak berguna.
Setelah selasai mandi ku siapkan
pakaian dan ku segera turu ke ruang makan. Pagi ini sepertinya ku sarapan
makanan tadi malam, ku panaskan lagi makanannya di atas kompor. Setelah
mendidih akhirnya ku sarapan, rasanyapun tak jauh berbeda dengan tadi malam.
Makan ini adalah makanan yang tidak aku makan tadi malam karena sanggat
terlukannya hati ini, mungkin jika aku makan tadi malam rasanyapun
tak akan seenak ini.
Akhirnya ku selesai juga makan kini
ku lanjutkan tuk berdandan. Dan saat ku lihat wajah ku di kaca, sanggat
terlihat jelas mataku yang lebam habis menangis semalaman. Sungguh ku tak tau
apa yang harus ku katatakan kepada temanku jika ia berntanya kenapa dengan
mataku yang seper ini. Untung saat aku jalan” kemarin aku sempat membeli
kacamata, akhirnya ku pakailah itu untuk menutupi mataku yang lebam. Setelah
selesai berbandan ku segera ke luar rumah menuju mobil ku.
Dijalanan perasaanku tak menentu, aku
bingung. Harus bagaimana lagi ku jalani hari ini, karena pasti ku melihat
mereka berdua. Sungguh ku tak tau harus bertingkah bagaimana saat ku melihat
mereka berdua haruskah ku cemburu, sakit hati atau bagaimana. Karena
sesungguhnya aku sendiri tak tau aku cemburu atau tidak. Karena sungguh jika
dari hati yang paling dalam tak ada air mata yang menetes setetespun. Mungkin
air mata tadi malam hanya bahasa tubuhku. Tapi ku tak tau karena kadang hatiku
pun membohongiku.
Akhirnya ku lajukan mobilku tak
menentu. Beberapa saat kemudian akhirnya ku sampai di depan gerbang sekolah ku,
dan ternyata sampai disana gerbangnya sudah di kunci. Saat ku lihat jam tanggan
ku ternyata sudah menunjukan pukul 07.30. Aku binggung aku harus bagaimana,
belum pernah aku telat seperti ini. Kalau aku bolos pasti perasaan menyesalku
mungkin lebih dari satu minggu.
No comments:
Post a Comment