Beberapa Bukti Bumi Itu Berotasi :
1. Percobaan Pendulum Faucault
Bandul atau pendulum Foucault ialah
suatu alat yang berguna untuk menunjukkan arah Rotasi Bumi. Alat ini ditemukan
oleh Jean Bernard Léon Foucault.
Alat eksperimen ini terdiri atas bandul panjang yang berbas bergerak kesana kemari pada latar vertikal. Baik di Kutub Utara maupun Selatan, latar osilasi bandul tetap terpasang dengan memandang pada bintang tetap ketika Bumi berotasi di bawahnya, memerlukan waktu sehari untuk menyelesaikan rotasi. Ketika bandul Foucault digantungkan di khatulistiwa, latar osilasi tetap terfiksasi secara relatif ke Bumi. Pada garis lintang lain, latar osilasi mempresesi Bumi secara relatif, namun lebih lambat daripada di kutub.
Pertunjukan pertama bandul Foucault kepada khayalak terjadi pada bulan Februari 1851 di Ruang Meridian yang ada di Observatorium Paris. Beberapa minggu kemudian, Léon Foucault membuat bandul terkenalnya ketika ia menggantung potongan rambut seberat 28 kg dengan kabel sepanjang 67 meter dari kubah Panthéon di Paris.
Alat eksperimen ini terdiri atas bandul panjang yang berbas bergerak kesana kemari pada latar vertikal. Baik di Kutub Utara maupun Selatan, latar osilasi bandul tetap terpasang dengan memandang pada bintang tetap ketika Bumi berotasi di bawahnya, memerlukan waktu sehari untuk menyelesaikan rotasi. Ketika bandul Foucault digantungkan di khatulistiwa, latar osilasi tetap terfiksasi secara relatif ke Bumi. Pada garis lintang lain, latar osilasi mempresesi Bumi secara relatif, namun lebih lambat daripada di kutub.
Pertunjukan pertama bandul Foucault kepada khayalak terjadi pada bulan Februari 1851 di Ruang Meridian yang ada di Observatorium Paris. Beberapa minggu kemudian, Léon Foucault membuat bandul terkenalnya ketika ia menggantung potongan rambut seberat 28 kg dengan kabel sepanjang 67 meter dari kubah Panthéon di Paris.
2. Adanya Efek Koriolis
Arah
angin pasat yang berbeda antara daerah di utara khatulistiwa dan di
selatan. Perbedaan ini dapat dijelaskan sebagai efek coriolis. Efek
coriolis ini disebabkan karena kita, sebagai pengamat, berdiri di atas kerangka
pengamatan yang berotasi (bumi).
Kita
dapat membayangkan, angin bergerak dari daerah subtropis ke tropis…. Anginnya
bergerak lurus-lurus saja sebenarnya…, tapi karena – ternyata – bumi, sebagai
kerangka pengamatan kita bergeser, maka seolah-olah anginnya menjadi berbelok.
Perbedaan
arah angin ini menyebabkan juga perbedaan dalam arus laut. Semua ahli kelautan
pasti memahami hal ini.
3.
Aberasi
Cahaya
Aberasi cahaya. Bisa dibayangkan sebagai berikut :
cahaya suatu bintang masuk ke bumi dengan sudut tertentu. Namun karena mata
kita sebagai pengamat bergeser, maka bintang akan terlihat seolah-olah bergeser
dari tempatnya semula.
4.
Efek
Eotvos
Intinya
adalah bahwa ketika kita naik kapal, maka gaya dan kecepatan kita akan berbeda
antara berlayar searah dengan arah rotasi (ke arah timur) dengan berlayar
dengan arah kebalikan arah rotasi (ke arah barat). Setiap perusahaan pelayaran
dan nakhoda kapal antar benua pasti tahu akan hal ini dan memperhatikan efek
ini dalam pelayarannya.
5.
Logika
Satelit Dengan Orbit Geo Stationer
Logika
satelit dengan orbit geostasioner. Satelit dengan orbit geostasioner adalah
satelit yang posisinya terhadap bumi tetap di atas koordinat tertentu.
Contohnya satelit telekomunikasinya Indonesia (entah itu palapa atau telkom).
Seandainya
bumi diam tidak berotasi, berarti satelit geostasioner juga diam. Kalo
satelitnya diam, berarti dia harus menyalakan terus menerus mesinnya agar
tidak jatuh ke bumi karena gravitasi bumi.
Kenyataannya
satelit geostasioner tidak diam, tapi dia bergerak memutari bumi dengan
kecepatan yang sama dengan rotasi bumi. Dengan demikian satelit tidak perlu
terus menerus menyalakan mesinnya.
Bukti Bahwa Bumi Berevolusi :
Pada
awal perkembangan sains, orang-orang seperti Copernicus, Kepler, Galileo &
Newton berpendapat bahwa alangkah lebih baik (untuk menjelaskan), lebih mudah
(secara matematika) & lebih elegan (secara filosofis) bahwa Matahari berada
di pusat, sementara Bumi & planet-planet berputar mengelilingi Matahari.
Semua punya penjelasan yang memuaskan, secara teori untuk mengatakan hal itu.
Sampai
sekarang, pelajaran SMU fisika pun memberikan penjelasan yang jelas &
memuaskan, bahwa memang demikian ada-nya. Massa matahari yang jauh lebih besar
daripada planet-planet membuat planet-planet harus tunduk pada ikatan gravitasi
Matahari, sehingga planet-planet tersebut bergerak mengitari Matahari sebagai
pusat. Demikian dari hukum Gravitasi Newton.
Perumusan
matematika-nya secara gamblang dan jelas dijelaskan oleh perumusan Kepler,
hanya karena Matahari yang menjadi pusat sistem.
Kalau
memang begitu ada-nya dan tidak percaya, bagaimana membuktikannya? Gampang,
terbang saja jauh-jauh dari sistem tata surya ke arah kutub, dan lihatlah
bagaimana Bumi beserta planet-planet bergerak mengitari Matahari. Tentu saja
ini adalah pernyataan yang bersikap humor. Tapi ini memang menjadi pertanyaan
penting, bagaimana membuktikannya?
Bapak-bapak
yang telah disebutkan tadi, tentu saja mempunyai pendapat yang berlaku sebagai
hipotesa, dan harus bisa dibuktikan melalui pembuktian yang
teramati/eksperimentasi. Apabila eksperimen berkesesuaian dengan hipotesa, maka
hipotesa diterima dan itu menjadi teori. Bukankah demikian?
Baik,
sekarang bagaimana membuktikannya? Satu-satu-nya cara membuktikan fenomena
langit adalah melalui ilmu astronomi, yaitu ketika pengamatan dilakukan pada
benda-benda langit lalu memberikan penjelasan ilmiah tentang apa yang
sebenar-nya terjadi disana.
Tentu
tidaklah mudah memberikan bukti yang langsung bisa menjelaskan secara cespleng
bahwa Bumi berputar mengitari Matahari, bukankah lebih mudah mengatakan
kebalikannya? Tapi seperti yang telah disampaikan, itu akan menjadi tidak baik,
tidak mudah dan tidak elegan untuk menyatakan demikian. Ternyata dari
pengamatan astronomi menunjukkan bahwa memang Bumi yang mengitari Matahari.
Tidak percaya?
Bukti pertama, adalah yang ditemukan oleh James Bradley (1725). Pak Bradley menemukan adanya aberasi bintang.
Bukti pertama, adalah yang ditemukan oleh James Bradley (1725). Pak Bradley menemukan adanya aberasi bintang.
Apa
itu aberasi bintang? Bayangkan kita sedang berdiri ditengah-tengah hujan, dan
air hujan jatuh tepat vertikal/tegak lurus kepala kita. Kalau kita menggunakan
payung, maka muka & belakang kepala kita tidak akan terciprat air bukan?
Kemudian kita mulai berjalan ke depan, perlahan-lahan & semakin cepat
berjalan, maka seolah-olah air hujan yang tadi jatuh tadi, malah membelok dan
menciprati muka kita. Untuk menghindari-nya maka kita cenderung mencondongkan
payung ke muka. Sebetulnya air hujan itu tetap jatuh tegak lurus, tetapi karena
kita bergerak relatif ke depan, maka efek yang terjadi adalah seolah-olah membelok
dan menciprat ke muka kita.
Demikian
juga dengan fenomena aberasi bintang, sebetulnya posisi bintang selalu tetap
pada suatu titik di langit, tetapi dari pengamatan astronomi, ditemukan bahwa
posisi bintang mengalami pergeseran dari titik awalnya, pergeseran-nya tidak
terlalu besar, tetapi cukup untuk menunjukkan bawha memang sebenar-nya lah bumi
yang bergerak.
Aberasi
terjadi jika pengamat adalah orang yang berdiri ditengah hujan, dan arah cahaya
bintang adalah arah jatuhnya air hujan. Kemudian pengamat bergerak tegak ke
muka, tegak lurus arah jatuhnya hujan. S menyatakan posisi bintang, E posisi
pengamat di Bumi. Arah sebenarnya bintang relatif terhadap pengamat adalah ES,
jaraknya tergantung pada laju cahaya. Kemudian Bumi BERGERAK
pada arah EE’ dengan arah garis merepresentasikan lajunya. Ternyata pengamatan
menunjukkan bahwa bintang berada pada garis ES’ alih-alih ES, dengan SS’
paralel & sama dengan EE’. Maka posisi tampak binang bergeser dari posisi
sebenarnya dengan sudut yang dibentuk antara SES’.Jika memang Bumi tidak
bergerak, maka untuk setiap waktu, sudut SES’ adalah 0, tetapi ternyata sudut
SES’ tidak nol. Ini adalah bukti yang pertama yang menyatakan bahwa memang Bumi
bergerak.
Bukti kedua adalah paralaks bintang. Bukti ini diukur pertama kali oleh Bessel (1838). Paralaks bisa terjadi jika posisi suatu bintang yang jauh, seolah-olah tampak ‘bergerak’ terhadap suatu bintang yang lebih dekat. (Gb.2). Fenomena ini hanya bisa terjadi, karena adanya perubahan posisi dari Bintang akibat pergerakan Bumi terhadap Matahari. Perubahan posisi ini membentuk sudut p, jika kita ambil posisi ujung-ujung saat Bumi mengitari Matahari. Sudut paralaks dinyatakan dengan (p), merupakan setengah pergeseran paralaktik bilamana bintang diamati dari dua posisi paling ekstrim.
Bukti kedua adalah paralaks bintang. Bukti ini diukur pertama kali oleh Bessel (1838). Paralaks bisa terjadi jika posisi suatu bintang yang jauh, seolah-olah tampak ‘bergerak’ terhadap suatu bintang yang lebih dekat. (Gb.2). Fenomena ini hanya bisa terjadi, karena adanya perubahan posisi dari Bintang akibat pergerakan Bumi terhadap Matahari. Perubahan posisi ini membentuk sudut p, jika kita ambil posisi ujung-ujung saat Bumi mengitari Matahari. Sudut paralaks dinyatakan dengan (p), merupakan setengah pergeseran paralaktik bilamana bintang diamati dari dua posisi paling ekstrim.
Bagaimana
kita bisa menjelaskan fenomena ini? Ini hanya bisa dijelaskan jika Bumi
mengitari Matahari, dan bukan kebalikannya.Bukti ketiga adalah adanya efek
Doppler.
Sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Newton, bahwa ternyata cahaya bisa dipecah menjadi komponen mejikuhibiniu, maka pengetahuan tentang cahaya bintang menjadi sumber informasi yang sahih tentang bagaimana sidik jari bintang (baca tulisan saya tentang ‘fingerprint of the star’) . Ternyata pengamatan-pengamatan astronomi menunjukkan bahwa banyak perilaku bintang menunjukkan banyak obyek-obyek langit mempunyai sidik jari yang tidak berada pada tempat-nya. Bagaimana mungkin? Penjelasannya diberikan oleh Bpk. Doppler (1842), bahwa jika suatu sumber informasi ‘bergerak’ (informasi ini bisa suara, atau sumber optis), maka terjadi ‘perubahan’ informasi. Kenapa bergeraknya harus tanda petik? Ini bisa terjadi karena pergerakannya dalah pergerakan relatif, apakah karena pengamatnya yang bergerak? Atau sumber-nya yang bergerak?
Sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Newton, bahwa ternyata cahaya bisa dipecah menjadi komponen mejikuhibiniu, maka pengetahuan tentang cahaya bintang menjadi sumber informasi yang sahih tentang bagaimana sidik jari bintang (baca tulisan saya tentang ‘fingerprint of the star’) . Ternyata pengamatan-pengamatan astronomi menunjukkan bahwa banyak perilaku bintang menunjukkan banyak obyek-obyek langit mempunyai sidik jari yang tidak berada pada tempat-nya. Bagaimana mungkin? Penjelasannya diberikan oleh Bpk. Doppler (1842), bahwa jika suatu sumber informasi ‘bergerak’ (informasi ini bisa suara, atau sumber optis), maka terjadi ‘perubahan’ informasi. Kenapa bergeraknya harus tanda petik? Ini bisa terjadi karena pergerakannya dalah pergerakan relatif, apakah karena pengamatnya yang bergerak? Atau sumber-nya yang bergerak?
Demikian
pada sumber cahaya, jika sumber cahaya mendekat maka gelombang cahaya yang
teramati menjadi lebih biru, kebalikannya akan menjadi lebih merah. Ketika Bumi
bergerak mendekati bintang, maka bintang menjadi lebih biru, dan ketika
menjauhi menjadi lebih merah.
Disuatu
ketika, pengamatan bintang menunjukkan adanya pergeseran merah, tetapi di saat
yang lain, bintang tersebut mengalami pergeseran Biru. Jadi bagaimana
menjelaskannya? Ini menjadi bukti yang tidak bisa dibantah, bahwa ternyata Bumi
bergerak (bolak-balik – karena mengitari Matahari), mempunyai kecepatan,
relatif terhadap bintang dan tidak diam saja.
Dengan
demikian ada tiga bukti yang mendukung bahwa memang Bumi bergerak mengitari
matahari, dari aberasi (perubahan kecil pada posisi bintang karena laju Bumi), paralaks
(perubahan posisi bintang karena perubahan posisi Bumi) dan efek Doppler
(perubahan warna bintang karena laju Bumi).
Tentu
saja bukti-bukti ini adalah bukti-bukti ILMIAH, dimana semua pemaknaan,
pemahaman dan perumusannya mempergunakan semua kaidah-kaidah ilmiah, masuk akal
dan ber-bobot kebenaran ilmiah. Apakah memang demikian adanya? Seperti yang
ungkapkan, sampai detik ini belum ada teknologi yang bisa membuat kita bisa
terbang jauh-jauh ke luar angkasa, sedemikian jauhnya sehingga bisa melihat
memang begitulah yang sebenarnya. Tetapi, pembuktian metode ilmiah selama ini
cukup sahih untuk menjawab banyak ketidak-pahaman manusia tentang posisi-nya di
alam. Dan bukti-bukti yang telah disebutkan tersebut cukup untuk menjadi
landasan untuk menjawab bahwa memang Bumi mengitari Matahari; dari pengetahuan
Bumi mengitari Matahari, banyak hal-hal yang telah diungkap tentang alam
semesta ini, sekaligus menjadi landasan untuk mencari jawab atas banyak hal
yang belum bisa dijawab pada saat ini.
No comments:
Post a Comment