Seperti kapal
yang terombang ambing di lautan, aku tak tahu harus melewati jalan mana. Arah
mana yang harus ku tuju. Dan kapan ku harus ke sana. Ku tahu mungkin ini salah
ku. Salah ku yang tak memahami kalian, salahku yang tak mengerti kalian. Atau
mungkin ini salah kalian yang tak memahami dan mengerti ku. Tapi apakah kalian
punya waktu untuk memahami dan mengerti ku. Lagi pula aku tak terlalu penting
bagi kalian, atau bahkan tak mungkin. Atau lebih dari itu, apa aku kalian
anggap sampah??? Oke jika aku memang sampah, buang saja aku. Tapi ya sudahlah,
mungkin ini memang salah ku, ku sudah terbawa arus ini terlalu jauh. Arus yang
tak berombak tapi berangin. Angin yang sangat kencang, berputar melewati kapal
yang ku dayung. Kapal yang tak bermesin.
Ya sudahlah,
aku akan terus mendayung. Mendayung sampai kapal ini terdaparpun tak apa. Asal
ku bisa bersandar di tepi pantai. Menikmati hidup walaupun sesaat.
Huft...
mungkin ini salahku. Mungkin ini salahku. Ya, salahku. Tapi ku tak bisa terus
menyalahkan diriku. Kau seperti kompas bagiku, ku hanya membutuhkan mu di saat
ku tersesat. Ku hanya membutuhkan mu jika kum tak tahu arah. Kau hanya akan ku
anggap teman jika kau bisa membantuku, kau hanya akan ku anggap sahabat saat
kau hadir disaat yang tepat.
Mungkin, aku
salah memperlakukan mu. Kini ku harus berubah, ku harus menjadikan mu sahabat
tanpa waktu, tanpa keadaan dan tanpa suasana.
Jika aku dapat
kembali ke masa lalu ku ingin mengubah semua kenangan buruk ini, kenangan. Tapi
itu mustahil. Ku tak mungkin melakukan hal itu. Itu hanya ada di film-film
fantasi yang sering ku tonton. Atau mungkin pikiran ku sudah tercuci oleh
film-film itu.
Oke, ini hidup
ku mungkin ini salahku. Ya sudahlah, hidup ku harus terus berlajut. Atau
mungkin aku memutuskan untuk mengakhirinya. Tapi aku masih memiliki orang-orang
yang sangat sayang padaku. Jika ku berhenti di sini, namaku mungkin tak kan
pernah terkenang manis di hati mereka. Hanya tangis semu yang mungkin keluar.
Tapi aku tak peduli itu. Aku masih mempunyai Tuhan yang sangat sayang padaku.
Oleh karena itu aku harus terus berjuang melewati ombak yang sangat ganas dan
angin yang sangat kencang.
Hidup kadang
memang tak adil, tapi hidup ku harus terus berlajut. Ku ingin menunjukan pada
mereka yang selalu melempari ku batu, yang selalu melempari ku api. Dan aku
juga ingin membalas jasa ke dua orang tuaku. Mungkin ku tak bisa berkata
apa-apa di hadapan kalian. Mungkin hanya dengan ku memikirkan kalian, air mata
ini menetes. Mengalir dari hati yang sangat menyayangi mereka. Dari hati yang
sangat mencintai mereka. Merekalah yang membuat ku seperti ini. Merekalah yang
membuat ku mengerti dan memahami artinya berjuang. Artinya bertahan. Dan
artinya melawan. Suatu saat nanti ku ingin membalas jasa kalian. Walaupun
mungkin tak kan bisa terbalaskan, walau ku memberi kalian 1 triliyun uang.
Takkan cukup. Dan takkan pernah cukup.
No comments:
Post a Comment