Tanggal 28 Oktober 1928, 86 tahun yang lalu lahir
sebuah gagasan besar yang seharusnya telah membentuk kehidupan bangsa Indonesia
yang lebih baik saat ini.
Mari kita mengingat kembali akan teks sumpah pemuda
Mari kita mengingat kembali akan teks sumpah pemuda
- Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
- Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Itulah teks Sumpah Pemuda, yang untuk pertama kalinya
diikrarkan di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Tepat 84 tahun yang lalu, hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dalam
membangun landasan utama gerakan kebangkitan nasional. Sekaligus perekat yang
mempersatukan anak bangsa dari berbagai suku dan agama. Itu adalah sedikit
mengenai Sejarah Sumpah Pemuda.
Belajar dari Sumpah Pemuda, ada catatan sejarah yang sangat
berharga di dalamnya. Butir-butir dalam Sumpah Pemuda itu tidak hanya
semata-mata disusun untuk menjadi hasil yang membantu kaum muda menjawab
kebutuhan kemerdekaan dari penjajahan saat itu. Melainkan lebih dari itu, Sumpah Pemuda
telah menjadi spirit yang terus terpatri dalam hati sanubari para pemuda itu.
Tapi bagaimana dengan pemuda jaman sekarang? Apa yang mereka
lakukan? Apa yang mereka perbuat? Mereka hanya bisa menuntut negara. Mereka
hanya bisa meminta kepada negara untuk lebih baik. Apakah tak pernah terbesit
dipikiran mereka untuk berpikir. Berpikir untuk memberi. Memberi sesuatu yang
walau hanya setetes air. Setetes air yang akan sangat bermanfaat untuk sebatang
pohon di tanah kering.
Marilah kita berpikir bersama. Marilah kita bertindak
bersama. Memberi walau hanya kecil. Berprestasi walau tak memegang medali.
Marilahkan kita berjuang. Menghapus kebodohan.
Kita tahu kita sudah merdeka. Memang kita sudah merdeka dari
jajahan fisik. Tapi tahukah kau, kita ternyata masih terus dijajah dalam bentuk
mental maupun pikiran. Mereka seolah menjadi teman kita, tapi ternyata dia
menusuk kita dari belakang.
Memang miris nasib kita. Mencoba berteman dengan siapa saja,
tapi seolah mereka memanfaatkan kelemahan kita. Seperti mengajak seorang teman
untuk membantu kita mencintai seseorang. Tapi malah diam-diam dia sudah
berpacaran
dengannya.
Apakah kalian akan terus seperti ini? Pemuda yang ku tahu
dulu tak seperti ini. Pemuda yang dulu tak lemah seperti ini. Pemuda yang ku
kenal dulu tak pernah lelah berjuang demi kemerdekaan.
Apahkah
kalian sekarang lelah? Atau kalian bosan? Tak pernah kah kalian berpikir betapa
lelahnya pejuang dulu menyerang penjajah. Apakah kalian tak berpikir, betapa
bosannya mereka harus mengatur berbagai siasat, mengejar dan terpaksa harus
membunuh karena demi negara. Mereka tahu itu dosa, tapi mereka lebih akan
berdosa apabila membiarkan penjajah menjajah dan menghancurkan negara ini.
Kita sebagai pemuda Indonesia harusnya
bisa menyalakan api semangat dalam meraih. Dan dimasa yang serba modern ini
kita juga harus berfikir kritis dalam menanggapi masalah layaknya para pemuda
dulu yang berfikir cepat untuk menentukan persiapan merebut kemerdekaan.
Marilah kita membuka mata, menghargai
para pejuang dan pemuda-pemuda. Walau yang kita lakukan hanya bisa belajar dan
belajar. Supaya kita tak akan dijajah lagi. Supaya kita tak akan di lecehkan
lagi.
Kita adalah negara yang besar. Kita
adalah negara yang bermartabat. Marilah kita tunjukan pada mereka, bahwa itu
semua memang benar. Bukan malah membalas hujatan mereka. Kita bisa karena kita
berusaha. Kita bisa karena kita berjuang.
Kita mempunyai banyak cara untuk
merdeka. Kita punya banyak cara untuk maju. Kita punya banyak budaya. Kita
punya banyak kekayaan alam. Itulah jalan kita. Tuhan sudah memberi, tinggal
bagaimana kita bertindak. Kita harus bertindak dengan rasa tanggung jawab.
Dan apabila kita bisa menjadi apa yang
kita mau sesuai hati nurani. Aku yakin bangsa ini tak akan dijajah lagi. Aku
yakin bangsa ini akan meraih kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini tak akan
pernah dilecehkan lagi. Bangsa ini akan cerdas dalam segala hal.
Ayo kawan kita belajar dan menjadi apa
yang hati nurani kita inginkan. Karena dia tidak akan pernah membohogi kita.
Dia tidak akan pernah menjerumuskan kita. Karena aku yakin hati kita adalah
pahlawan kita.
No comments:
Post a Comment