A. Pantai Glagah
Lokasi Pantai
Glagah berada
di desa Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten
Kulon Progo. Jarak dari Kota Yogyakarta kurang lebih 40 km ke arah barat, atau
15 km dari ibu kota Kabupaten
Kulon Progo, Kota Wates.
Rute wisata
Pantai Glagah, saat
Anda berada dalam perjalanan dari kota Jogja, ambil jalan
Jogja-Wates-Purworejo, lalu Anda berbelok ke kiri setelah Anda menjumpai plang
yang bertuliskan pantai Glagah. Akses jalan sudah sangat memadai, jalan
beraspal, angkutan umum juga banyak melintasi kawasan ini. Kalaupun
menggunakan kendaraan pribadi mobil/motor ada dua jalur yang bisa dilewati dari
arah Yogyakarta:
1. melalui jalur utama Jogjakarta-Purworejo seperti jalur bus umum.
2. melalui jalur selatan yakni melalui kabupaten
Bantul. Jalur ini lebih menyajikan pemAndangan persawahan dan suasana jalan
yang tidak terlalu padat oleh kendaraan-kendaraan besar.
Tiket masuk seharga Rp.1.500,00 per
orang dengan retribusi kendaraan untuk roda dua Rp.1.000,00 dan roda empat
Rp.1.500,00. Sedangkan biaya parkir di area pantai ini untuk roda dua Rp.1.000,00
dan dan roda empat Rp.5.000,00.
Objek wisata
Pantai Glagah: Dermaga Wisata di depan tempat retribusi; Laguna, berada disebelah barat
Dermaga Wisata yang membatasi dua daerah antara area yang ditumbuhi tanaman
pantai dan rerumputan dan area pasir yang berbatasan langsung dengan laut; Area pemancingan yang kondusif di
sekitaran pantai; Area
agrowisata dengan satu-satunya pantai di Jogja yang mengembangkan buah Naga dan
buah Roselle.
Fasilitas
wisata Pantai Glagah: persewaan dayung (kano) Rp.20.000,00 per jam, perahu bebek, gethek untuk mengarungi laguna; naik perahu motor selama 30 menit Rp.3.000,00; ada area motocross.
B. Pantai Congot
Pantai
Congot adalah pantai wisata yang paling tepat dikunjungi setelah bertAndang di
Pantai Glagah. Kedua pantai itu berjarak sangat dekat dan dihubungkan oleh
jalan beraspal halus yang bahkan cukup mudah ditempuh menggunakan sepeda.
Terletak di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Pantai
Congot menjadi pusat kegiatan warga sekitar yang menggantungkan hidup dengan
mencari ikan.
Pantai congot memiliki pemAndangan
yang tidak kalah menariknya dengan pantai lain di Kulon Progo. Anda bisa menemukan wisatawan
lokal yang menyalurkan hobi memancingnya di pantai ini, ada juga para nelayan
yang sedang menjaring ikan di tepi pantai, membersihkan perahu seusai melaut
dan menghancurkan cangkang rajungan yang melekat di jala. Pantai ini memiliki kontur yang lAndai,
pantai ini memiliki pasir lembur berwarna hitam. Banyak aktifitas yang bisa Anda lakukan di pantai ini, seperti: memancing, berkemah, berlayar, jalan-jalan.
Untuk menuju Pantai Congot ini Anda juga
bisa mengakses jalan
dari Pantai Glagah Indah, Anda tinggal menyusuri saja ke arah barat dari areal
jalan yang ada dari Pantai Glagah Indah. Tapi Anda jangan coba-coba jalan kaki
karena jaraknya lumayan cukup Jauh kurang lebih 1.5 Km dari Glagah.
Untuk berkunjung ke Pantai Congot, Anda tak perlu membayar
biaya tambahan. Kunjungan ke pantai ini sudah termasuk dalam tiket wisata
menuju Pantai Glagah. Letak Pantai
Congot yang sangat dekat dengan
Pantai Glagah tentu cukup menjadi alasan untuk mengunjunginya. Nuansa
nelayan dan perikanan yang begitu kuat menjadikan pantai ini tetap memiliki
kekhasan dan tak bisa begitu saja disamakan dengan Pantai Glagah.
Usai menikmati aktivitas nelayan dan
menikmati hidangan sea food, Anda
bisa berjalan ke barat untuk menikmati pemandangan muara Sungai Bogowonto. Anda bisa berdiri di
bangunan jetty (semacam tanggul) yang
berada di tepian hilir sungai atau batu-batuan di tepian muaranya. Pertemuan
air tawar sungai dan air asin laut inilah yang membuat wilayah tepi Pantai
Congot kaya beragam jenis ikan. Di muara sungai itulah, beragam jenis ikan
terdapat dalam jumlah yang cukup banyak.
C. Pantai Trisik
Pantai Trisik berlokasi di wilayah Brosot,
Kabupaten Kulon Progo, lebih tepatnya di Desa Banaran, Kecamatan
Galur berjarak sekitar 37 kilometer dari
pusat kota Yogyakarta. Pantai Trisik terletak sangat dekat dengan jalan raya
sehingga sangat mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi.
Perjalanan
menuju tempat ini bisa dimulai dari
Yogyakarta menuju Kabupaten Bantul ke arah Kecamatan Srandakan.
Sesampainya di Jembatan Kali Progo, terus hingga pertigaan Brosot, ambil jalan
sisi selatan.
Pantai
Trisik memiliki sarana yang memadai seperti warung makan dan toilet yang bersih
dan tempat pelelangan ikan. Semakin menarik ketika hamparan sawah dan barisan
pohon kelapa seperti menyapa Anda. Sesekali Anda bisa juga melihat petani membajak
sawah secara tradisional dengan menggunakan kerbau. Burung Kuntul putih pun
ikut meramaikan suasana sawah yang hijau itu.
Pantai Trisik pada pagi kadang loket penjualan tiket
masih kosong,
pengunjung pun tak perlu membayar dana retribusi. Tetapi kadaang
dihari tertentu pengunjung harus membayar biaya restribusi Rp.1.000,00 per orang dan Rp.2.000,00 per sepeda motor untuk bisa masuk
ke wilayah pantai.
Kekuatan pantai Trisik sebagai objek
wisata memang terdapat pada nafas kehidupan desa pesisir, nelayan dan aktifitas
jual-beli di pasar pelelangan ikan. Dengan sifat ombak nya besar maka larangan
pun di pasang di berbagai penjuru. Pantai Trisik memang bukan pantai untuk
berenang. Meski begitu tetaplah pantai ini menyimpan keindahan bagi Anda yang
ingin tersudut dalam kesepian sembari menghabiskan waktu libur.
Jika beruntung, maka kita dapat menyaksikan pertunjukan yang
menakjubkan di langit Pantai Trisik. Karena Pantai Trisik diyakini merupakan tempat persinggahan berbagai
macam burung dari berbagai wilayah. Anda dapat menyaksikan berbagai macam
burung migran seperti trinil rawa, trinil pantai, trinil semak, kedidi leher
merah, cerek kernyut, cerek kalung kecil dan layang-layang Asia. Selain itu Anda
juga bisa menyaksikan berbagai macam burung non migran seperti kuntul kerbau,
wallet, sapi dan udang biru.
Selain “pertunjukan” burung di
langit Pantai Trisik, Anda juga akan menikmati konservasi penyu milik kelompok
“Penyu Abadi”. Sebagaimana kita ketahui bersama, penyu merupakan hewan yang
dilindungi baik oleh undang-undang nasional maupun internasional. Hewan ini
dilindungi karena keberadaannya saat ini semakin langka dan dikhawatirkan akan
punah jika tidak dilindungi. Hal ini disebabkan oleh karena penyu memiliki
siklus bertelur yang beragam, antara 2 sampai 8 tahun. Jadi, tergolong lama
untuk bereproduksi. Selain itu ancaman dari predator pemangsa telur penyu juga
menjadi hal lain yang membuat hewan ini perlu dilindungi.
Pemandangan pagi
maupun sore selalu menakjubkan dan sayang untuk dilewatkan. Di pagi hari, Anda
bisa menikmati susana pantai yang relatif sepi dan segar. Rumpun tanaman di
sekitar pantai menjadi tempat mengudara capung yang menarik. Sedangkan jika Anda
berkunjung sore hari, Anda akan disuguhi pemAndangan matahari terbit yang
memesona. Anda juga bisa mengamati nelayan tradisional yang mencari ikan dengan
kail panjang.
No comments:
Post a Comment